Selasa, 30 Januari 2018

Titik Balik

Titik Balik

Sebelum saya mulai menceritakan tentang pengalaman saya selama berinteraksi dengan kelompok radikal, perlu saya sampaikan terlebih dahulu bagaimana titik balik dalam hidup saya yang merubah 180 derajat cara pandang saya  dalam memperjuangkan Islam dan kaum muslimin. Sebuah titik balik yang mebuat saya lalu mencari tahu di mana saja kesalahan yang saya -dan orang-orang seperti saya- lakukan sehingga saya bisa sempat “tersesat” sedemikian rupa.
Jika bukan karena Allah SWT yang telah mentakdirkan terjadinya titik balik itu, tentu saya masih akan terus terbelenggu dalam kesalahan fatal yang saya perbuat. Dan tentu saja tidak akan ada catatan yang saya tulis ini, karena bisa jadi saya masih menganggap apa yang saya lakukan dulu itu sebagai sebuah kebenaran. Saya menulis ini karena saya telah sadar bahwa saya telah melakukan kesalahan, dan saya ingin agar orang lain tidak mengulangi kesalahan yang saya lakukan di masa lalu.
Kisah titik balik ini sebenarnya sangat singkat tapi kesannya sungguh mendalam bagi saya. Kisah ini terjadi ketika saya masih berada dalam masa penahanan oleh kepolisian Indonesia dan waktu itu masih dalam masa penyidikan, belum memasuki persidangan.
Pada suatu hari datang seseorang menemui saya untuk membesuk saya dan memberi nasehat agar saya bisa lebih tegar dan bisa mengambil pelajaran dari yang saya alami waktu itu. Dalam dialog dengan orang itu  ada sebuah pertanyaan yang ia ajukan yang sangat menghujam ke dalam sanubari saya. Pertanyaan itu adalah :
“ Siapakah sebenarnya yang antum perjuangkan selama ini ?”
Saya dengan tegas dan mantap menjawab : “ Saya memperjuangkan Islam dan kaum muslimin”.
Lalu dia berkata lagi, “ Jika antum memperjuangkan Islam dan kaum muslimin, coba lihat dampak yang terjadi dari hasil perjuangan antum itu pada Islam dan kaum muslimin. Apakah mereka mengerti dengan yang antum perjuangkan ? Apakah Islam jadi semakin dihormati karena perbuatan antum atau malah jadi tercoreng akibat perbuatan antum ?”
Saya terdiam tidak bisa menjawab. Tiba-tiba pikiran saya bergejolak hebat, mulai mempertanyakan apakah yang telah saya lakukan ini benar ?
Orang itu menyambung lagi, “ Lihatlah akibat dari perbuatan antum yang terjadi pada diri antum saat ini yang akan terpenjara untuk beberapa waktu lamanya, lalu akibat yang akan ditanggung oleh keluarga antum yang tidak tahu apa-apa dengan yang antum lakukan selama ini, dan dampak yang terjadi pada kaum muslimin yang sangat mungkin justru akan menjauhi antum. Apakah ini jalan perjuangan yang antum anggap benar dan akan terus antum pertahankan ?”
Saya semakin dalam berpikir dan terus diam tak menjawab, tetapi saya tak bisa menahan air mata saya waktu itu. Terbayang oleh saya apa yang akan terjadi pada saya, keluarga saya, dan kaum muslimin yang saya perjuangkan selama ini. Dan yang paling membuat saya berpikir dalam adalah akibat yang terjadi pada Islam dan kaum muslimin. Jika yang saya lakukan adalah benar, tentu dampaknya seharusnya positif. Tapi yang akan terjadi nanti adalah saya yang justru akan dijauhi oleh kaum muslimin, lalu Islam yang justru akan tercoreng akibat ulah saya dan teman-teman.
Beberapa hari kemudian pasca dialog itu saya masih terus memikirkan apa yang disampaikan oleh orang itu. Dan akhirnya saya sampai pada keyakinan dan kesimpulan bahwa yang selama ini saya lakukan dalam memperjuangkan Islam dan kaum muslimin  adalah salah.
Mulai saat itu saya mulai membuka diri terhadap pemikiran-pemikiran dari kelompok lain yang sama-sama berjuang untuk Islam dan kaum muslimin. Saya mulai meyakini bahwa tolok ukur benarnya jalan perjuangan yang kita ambil adalah dampak yang terjadi pada Islam dan kaum muslimin. Tidak mungkin perjuangan membela Islam itu berdampak negatif pada Islam itu sendiri. Tidak mungkin memperjuangkan kaum muslimin tapi kita malah menjauh dari kaum muslimin.
Inilah yang saat ini saya lakukan. Saya ingin bekerjasama dengan siapa saja yang berjuang untuk Islam dan kaum muslimin. Dan saya juga ingin mengajak siapa saja agar bisa mencegah orang-orang di sekitar kita dari kesalahan yang pernah saya lakukan di masa lalu. Mari kita jaga bersama keutuhan dan keselamatan kaum muslimin, lalu melibatkan semua unsur kaum muslimin dalam perjuangan bersama  menuju kemuliaan Islam dan kaum muslimin.
Selamat menikmati kisah-kisah selanjutnya yang akan saya tuliskan di blog ini, semoga bisa mengambil manfaat dan pelajaran dari kisah-kisah tersebut.

Muqaddimah

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim...

Sebagai manusia dan hamba Allah SWT, tentu saya mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Tapi di balik kekurangan dan kesalahan itu sesungguhnya masih menyimpan kebaikan, yaitu sebuah hikmah dan pelajaran.
Kekurangan dan kelemahan kita sebagai manusia melahirkan kesalahan. Dari kesalahan itu kita lalu belajar untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Salah satu bentuk memperbaiki diri dan menjadikan kesalahan yang pernah dilakukan menjadi sebuah pelajaran yang bermanfaat adalah dengan menuliskannya dan berbagi kepada sesama.
Atas dasar itulah saya belajar menulis melalui media blog seperti ini dengan harapan semakin banyak orang yang bisa mengambil pelajaran dari beberapa penggalan kisah yang saya alami dalam perjalanan hidup saya.
Saya juga ingin menerima masukan dari orang-orang yang membaca tulisan saya di blog ini agar saya bisa mendapat pelajaran yang lebih banyak lagi.
Kesalahan terbesar dalam hidup saya adalah pernah terlibat dalam kelompok radikal yang membolehkan dan bahkan menganjurkan perjuangan membela Islam dan kaum muslimin melalui jalan kekerasan tanpa memperhitungkan kondisi kaum muslimin sendiri.
Kisah yang akan saya bagi dengan Anda semua adalah seputar perjalanan saya berinteraksi dengan kelompok radikal itu dan bagaimana saya akhirnya menjadi orang yang sangat ingin agar jangan sampai ada lagi orang yang "tersesat" seperti saya. Upaya saya untuk mencegah agar orang lain tidak "tersesat' seperti saya salah satunya adalah dengan berbagi kisah yang akan saya tuliskan di blog ini.

Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari apa yang akan saya tuliskan di sini. Aamiin...!