Titik Balik
Sebelum saya
mulai menceritakan tentang pengalaman saya selama berinteraksi dengan kelompok
radikal, perlu saya sampaikan terlebih dahulu bagaimana titik balik dalam hidup
saya yang merubah 180 derajat cara pandang saya dalam memperjuangkan Islam dan kaum muslimin.
Sebuah titik balik yang mebuat saya lalu mencari tahu di mana saja kesalahan
yang saya -dan orang-orang seperti saya- lakukan sehingga saya bisa sempat “tersesat”
sedemikian rupa.
Jika bukan
karena Allah SWT yang telah mentakdirkan terjadinya titik balik itu, tentu saya
masih akan terus terbelenggu dalam kesalahan fatal yang saya perbuat. Dan tentu
saja tidak akan ada catatan yang saya tulis ini, karena bisa jadi saya masih
menganggap apa yang saya lakukan dulu itu sebagai sebuah kebenaran. Saya menulis
ini karena saya telah sadar bahwa saya telah melakukan kesalahan, dan saya
ingin agar orang lain tidak mengulangi kesalahan yang saya lakukan di masa
lalu.
Kisah titik
balik ini sebenarnya sangat singkat tapi kesannya sungguh mendalam bagi saya. Kisah
ini terjadi ketika saya masih berada dalam masa penahanan oleh kepolisian
Indonesia dan waktu itu masih dalam masa penyidikan, belum memasuki
persidangan.
Pada suatu
hari datang seseorang menemui saya untuk membesuk saya dan memberi nasehat agar
saya bisa lebih tegar dan bisa mengambil pelajaran dari yang saya alami waktu
itu. Dalam dialog dengan orang itu ada
sebuah pertanyaan yang ia ajukan yang sangat menghujam ke dalam sanubari saya. Pertanyaan
itu adalah :
“ Siapakah
sebenarnya yang antum perjuangkan selama ini ?”
Saya dengan tegas
dan mantap menjawab : “ Saya memperjuangkan Islam dan kaum muslimin”.
Lalu dia
berkata lagi, “ Jika antum memperjuangkan Islam dan kaum muslimin, coba lihat
dampak yang terjadi dari hasil perjuangan antum itu pada Islam dan kaum
muslimin. Apakah mereka mengerti dengan yang antum perjuangkan ? Apakah Islam
jadi semakin dihormati karena perbuatan antum atau malah jadi tercoreng akibat
perbuatan antum ?”
Saya terdiam
tidak bisa menjawab. Tiba-tiba pikiran saya bergejolak hebat, mulai
mempertanyakan apakah yang telah saya lakukan ini benar ?
Orang itu
menyambung lagi, “ Lihatlah akibat dari perbuatan antum yang terjadi pada diri
antum saat ini yang akan terpenjara untuk beberapa waktu lamanya, lalu akibat
yang akan ditanggung oleh keluarga antum yang tidak tahu apa-apa dengan yang
antum lakukan selama ini, dan dampak yang terjadi pada kaum muslimin yang sangat
mungkin justru akan menjauhi antum. Apakah ini jalan perjuangan yang antum
anggap benar dan akan terus antum pertahankan ?”
Saya semakin
dalam berpikir dan terus diam tak menjawab, tetapi saya tak bisa menahan air
mata saya waktu itu. Terbayang oleh saya apa yang akan terjadi pada saya,
keluarga saya, dan kaum muslimin yang saya perjuangkan selama ini. Dan yang
paling membuat saya berpikir dalam adalah akibat yang terjadi pada Islam dan
kaum muslimin. Jika yang saya lakukan adalah benar, tentu dampaknya seharusnya
positif. Tapi yang akan terjadi nanti adalah saya yang justru akan dijauhi oleh
kaum muslimin, lalu Islam yang justru akan tercoreng akibat ulah saya dan
teman-teman.
Beberapa hari
kemudian pasca dialog itu saya masih terus memikirkan apa yang disampaikan oleh
orang itu. Dan akhirnya saya sampai pada keyakinan dan kesimpulan bahwa yang
selama ini saya lakukan dalam memperjuangkan Islam dan kaum muslimin adalah salah.
Mulai saat
itu saya mulai membuka diri terhadap pemikiran-pemikiran dari kelompok lain
yang sama-sama berjuang untuk Islam dan kaum muslimin. Saya mulai meyakini
bahwa tolok ukur benarnya jalan perjuangan yang kita ambil adalah dampak yang
terjadi pada Islam dan kaum muslimin. Tidak mungkin perjuangan membela Islam itu
berdampak negatif pada Islam itu sendiri. Tidak mungkin memperjuangkan kaum
muslimin tapi kita malah menjauh dari kaum muslimin.
Inilah yang
saat ini saya lakukan. Saya ingin bekerjasama dengan siapa saja yang berjuang
untuk Islam dan kaum muslimin. Dan saya juga ingin mengajak siapa saja agar
bisa mencegah orang-orang di sekitar kita dari kesalahan yang pernah saya
lakukan di masa lalu. Mari kita jaga bersama keutuhan dan keselamatan kaum muslimin,
lalu melibatkan semua unsur kaum muslimin dalam perjuangan bersama menuju kemuliaan Islam dan kaum muslimin.
Selamat menikmati
kisah-kisah selanjutnya yang akan saya tuliskan di blog ini, semoga bisa
mengambil manfaat dan pelajaran dari kisah-kisah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar