Rabu, 14 Februari 2018

Fenomena ISIS dan Dampaknya Pada Penyebaran Radikalisme (1)



Saya ingin menyelingi serial “Pengalaman Bersama Jihadis” dengan kisah seputar fenomena ISIS dan betapa dahsyat dampaknya pada kelompok radikal. Juga tentang bagaimana kemunculan ISIS bisa merubah metode perekrutan menjadi lebih instan, dan lebih masif. Karena fenomena ISIS sangat besar pengaruhnya terhadap kelompok radikal yang sudah saya sebutkan sebelum ini, sehingga akan mempengaruhi jalannya cerita “Pengalaman Bersama Jihadis” selanjutnya.
Fenomena kemunculan Islamic State in Iraq and Syiria ( ISIS ) atau selanjutnya berubah menjadi Islamic State ( IS ) sungguh menyita perhatian dunia. Hampir semua pihak mengakui kehebatan propaganda mereka dan kecerdikan mereka memanfaatkan internet dan media sosial dalam menyebarkan propaganda mereka. Sampai-sampai beberapa negara harus mengintervensi penyedia layanan jejaring sosial agar mau bekerjasama dalam membendung konten-konten berbau propaganda ISIS ( saya gunakan kata “ISIS” saja karena lebih familiar).
Pertama-tama saya akan mencoba mengurai dari sudut pandang dan pengalaman saya berinteraksi dengan para pengikut ISIS, mengapa propaganda ISIS begitu ampuh menyihir jutaan pengikutnya di seluruh dunia ? Dan bagaimana fenomena ISIS bisa menjadi modus perekrutan yang sangat ampuh menjaring pengikut baru ?
Di kalangan para aktivis pergerakan Islam dari semua kelompok pergerakan yang ada di bunia ini, ada fenomena yang sama dan tidak dapat dipungkiri yaitu tentang adanya sebagian dari aktivis mereka terutama anak-anak muda yang bosan atau jenuh dengan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi yang tidak ideal dengan ideologi perjuangan yang konon semuanya adalah untuk menegakkan syariat Islam di muka bumi. Tetapi kenyataannya malah banyak penyimpangan dan tak kunjung terwujud. Anak-anak muda itu sangat rindu dengan contoh kongkrit praktek-praktek ideal dari apa yang telah mereka pelajari dan mereka yakini. Sebagaimana tabiat anak muda yang banyak tidak sabarnya, mulai timbul pemberontakan dalam diri mereka untuk mencari suatu jalan perjuangan yang baru yang revolusioner, yang dirasa lebih menjanjikan dalam mewujudkan apa yang mereka cita-citakan.
Fakta kerinduan ummat Islam pada praktek penerapan syariat Islam dan kembalinya kejayaan Islam itu pasti kita akui kebenarannya. Tapi jalan untuk mewujudkannya itu berbeda-beda antara satu kelompok dan kelompok lainnya. Nah, di antara para aktivis dari masing-masing kelompok itu ada orang-orang yang tidak sabar dengan proses yang sedang ditempuh kelompoknya, ada yang kecewa dengan apa yang dilakukan kelompoknya, ada yang ingin mencari jalan perjuangan yang baru yang lebih revolusioner, dsb.  ISIS menyadari akan potensi dari orang-orang seperti ini.
Mulailah mereka (ISIS) merancang sebuah sistem perekrutan berbasis propaganda yang provokatif. Mereka mulai menyusun narasi-narasi yang mengutip ayat Al Qur’an, Hadits-hadits, perkataan ulama, merangkai beberapa kepingan fakta sejarah dan kejadian-kejadian, dan segala hal yang mendukung akan hadirnya kelompok mereka di tengah ummat Islam. Mereka juga belajar dari propaganda-propaganda kelompok jihad sebelumnya seperti Al Qaidah dan Taliban.
Propaganda mereka itu dibuat agar mudah diterima oleh orang-orang yang berpikiran sempit. Bukan hanya mudah diterima oleh orang-orang berfaham radikal, tetapi juga oleh orang-orang awam yang sangat merindukan sebuah potret kehidupan baru yang lebih menjanjikan. Dan setelah ada yang terpengaruh oleh propaganda itu, mereka menjaga agar para pengikut baru itu tetap berpikiran sempit. Persis seperti yang dilakukan oleh para ustadz radikal yang pernah saya ceritakan sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan saya, propaganda yang pertama mereka publikasikan adalah tentang kehebatan pasukan mereka dan kemenangan-kemenangan yang mereka raih. Termasuk di dalamnya ada beberapa rilisan yang menunjukkan bahwa pasukan mereka berasal dari berbagai penjuru dunia dan penjelasan alasan mereka datang ke Syiria yang disertai kalimat-kalimat ajakan untuk bergabung dengan mereka.
Selanjutnya  mereka mempublikasikan tentang wilayah-wilayah yang mereka kuasai dan potret kehidupan warga di dalamnya termasuk tempat-tempat berharga seperti hotel, rumah sakit, kantor pemerintahan, dll. Dalam rilisan-rilisan tentang hal ini mereka selalu menampilkan tentang bagaimana penduduk yang senang dengan keberadaan ISIS karena ISIS menggratiskan biaya rumah sakit, memberi makanan gratis, merawat dan memperbaiki fasilitas umum, dll. Tak lupa mereka juga mengajak agar segera datang bergabung dengan mereka berdasarkan fakta dalam propaganda itu disertai dengan mengutip ayat Al Qur’an atau hadits tentang keutamaan berhijrah.
Rilisan-rilisan tentang kemenangan dan potret wilayah yang mereka kuasai ini mendominasi rilisan-rilisan awal mereka, sehingga menjadikan banyak pemuda yang tergiur untuk datang berbondong-bondong ke sana termasuk dari Indonesia. Di Indonesia propaganda mereka itu disebarluaskan sedemikian rupa oleh para pendukungnya ditambah dengan cerita yang beredar di media sosial dari orang-orang yang berhasil bergabung dengan ISIS.
Cerita-cerita dari orang yang sudah berada di sana itulah yang –menurut saya- paling mempengaruhi keinginan para pendukung ISIS untuk segera bergabung ke sana. Cerita dari orang Indonesia tentang potret kehidupan yang ideal, nyaman, dan makmur di wilayah yang dikuasai ISIS dengan cepat menyebar. Termasuk cerita tentang gaji tentara dan pegawai ISIS dan biaya hijrah yang diganti sepenuhnya oleh ISIS ketika berhasil sampai di sana, membuat semakin banyak yang ingin bergabung dengan ISIS.
Di Indonesia pun booming pemberangkatan orang-orang ke Suriah ( Syiria) melalui berbagai jalur yang dirintis dan disiapkan oleh orang Indonesia yang sudah ada di sana. Semakin hari semakin banyak orang Indonesia yang berhasil sampai di Suriah. Dan cerita tentang kehidupan yang ideal, suasana jihad yang menggelora, indahnya persaudaraan seiman antar bangsa yang terjalin di sana, dll, semakin banyak dan semakin gencar beredar di jejaring media sosial dan media online. ( Dan cerita-cerita indah pada masa ini kelak akan terus mereka sebut-sebut untuk merekrut orang yang akan berangkat ke Suriah, untuk mendapatkan dana bagi keperluan para napiter pro ISIS, bahkan ketika ISIS telah nyaris tumbang di Iraq dan Suriah pun para pengikut mereka di Indonesia masih menyebarkan berita-berita era keemasan mereka ini untuk mengelabui para simpatisan mereka )
Sampai akhirnya terbitlah sebuah rilisan yang mengubah dengan drastis pola radikalisme di seluruh dunia. Sebuah rilisan yang membuat masalah radikalisme yang sedang dihadapi dunia menjadi semakin runyam. Rilisan itu adalah “Deklarasi Kekhilafahan Islam” pada Ramadhan 1435 H yang menempatkan Abu Bakar Al Baghdadi sebagai apa yang mereka sebut sebagai Amirul Mukminin.
Saya kutipkan penggalan terpenting dari teks deklarasi tersebut :
“...DAN ATAS dasar ini; maka Majlis Syura Ad Daulah Al Islamiyah telah berkumpul dan mengkaji masalah ini, setelah Daulah Islamiyah itu dengan karunia Allah memiliki semua elemen-elemen kekhilafahan yang mana kaum muslimin berdosa dengan tidak menegakkan khilafah itu, dan bahwa tidak ada penghalang atau udzur syar’iy pada Daulah Islamiyah yang bisa menghindarkan dosa darinya di saat ia undur diri atau tidak menegakkan kekhilafahan ini, MAKA Daulah Islamiyah memutuskan melalui Ahlul Halli wal ‘Aqdi yang ada di dalamnya yang terdiri dari para tokoh, para panglima, para umara dan Majlis Syura:
“PENDEKLARASIAN TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYAH”
Dan pengangkatan Khalifah bagi kaum muslimin serta pembai’atan Asy Syaikh Al Mujahid Al ‘Alim Al ‘Amil Al ‘Abid Al Imam Al Humam Al Mujaddid, keturunan keluarga kenabian, Hamba Allah: Ibrahim Ibnu ‘Awwad Ibnu Ibrahim Ibnu ‘Ali Ibnu Muhammad Al Badriy Al Qurasyiy Al Hasyimiy Al Husainiy secara nasab, As Samira-iy secara tempat lahir dan tumbuh dewasa, Al Baghdadiy dalam hal pencarian ilmu dan tempat tinggal, dan beliau telah menerima pembai’atan ini; sehingga beliau dengan itu telah menjadi imam dan khalifah bagi kaum muslimin di SETIAP TEMPAT. Dan atas dasar ini, maka nama Iraq dan Syam dihilangkan dari nama Daulah di dalam segala aktifitas dan interaksi resmi, dan cukup dengan nama “Ad Daulah Al Islamiyah” sejak munculnya statement ini.
Dan kami ingatkan kepada kaum muslimin: bahwa dengan pendeklarasian khilafah ini, maka telah wajib atas SELURUH kaum muslimin untuk membai’at dan membela Khalifah Ibrahim hafidhahullah, dan batallah seluruh imarah, jama’ah, wilayah dan organisasi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Daulah dan bala tentaranya. 
Al Imam Ahmad rahimahullah berkata di dalam riwayat Abdus ibnu Malik al ‘Aththar: “Dan siapa saja yang telah menguasai mereka dengan pedang sehingga ia menjadi khalifah dan dinamakan Amirul Mu’minin; maka tidak halal bagi siapapun yang beriman kepada Allah, dia bermalam satu malampun sedang dia tidak memandangnya sebagai imam, baik imam itu adil maupun jahat.
Dan sesungguhnya Khalifah Ibrahim hafidhahullah; telah terpenuhi pada dirinya seluruh syarat-syarat khilafah yang telah disebutkan oleh para ulama, dan beliau telah dibai’at di Iraq oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Daulah Islamiyah sebagai pengganti bagi Abu Umar Al Baghdadiy rahimahullah, dan kekuasaannya telah meluas ke wilayah-wilayah yang luas di Iraq dan Syam, dan sesungguhnya negeri itu hari ini tunduk kepada perintah dan kekuasaannya dari Halb sampai Diyala, maka takutlah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, dengarkanlah dan taatilah khalifah kalian dan belalah Daulah-nya yang hari demi hari dengan karunia Allah semakin kuat dan jaya, dan musuh-musuhnya hari demi hari semakin tersingkir dan hancur.
Maka marilah wahai kaum muslimin! Berkumpullah di sekitar khalifah kalian, supaya kalian kembali sebagai mana dahulu menjadi raja-raja bumi, pendekar-pendekar peperangan, marilah (merapat) untuk supaya kalian hidup jaya lagi mulia, sebagai para pemimpin yang agung. Dan ketahuilah bahwa kita ini berperang demi membela agama Allah dan Allah telah menjanjikan pertolongan, dan (kita) adalah umat yang telah jadikan baginya kejayaan, keunggulan dan keberkuasaan, serta Dia menjanjikan pemberian kekuasaan dan tamkin di muka bumi baginya, maka marilah wahai kaum muslimin menuju kejayaan kalian dan kemenangan kalian. Demi Allah seandainya kalian benar-benar kufur terhadap demokrasi, sekulerisme, nasionalisme dan isme-isme lainnya yang merupakan kotoran dan sampah pikiran orang-orang Barat, dan kalian kembali kepada dien dan aqidah kalian, maka demi Allah dan demi Allah sungguh kalian akan menguasai bumi dan pasti orang-orang barat dan orang-orang timur tunduk kepada kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian.
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 139)
Ini adalah janji Allah untuk kalian
 “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;” (Ali Imran: 160)
Ini adalah janji Allah untuk kalian
 “Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.” (Muhammad: 35)
Ini adalah janji Allah untuk kalian
 “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,” (An Nur: 55)
Maka mari kalian sambut janji Rabb kalian ini,
 “Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (Ali Imran: 9)
Dan pesan kepada seluruh kelompok-kelompok dan jama’ah-jama’ah di muka bumi ini seluruhnya, para mujahidin, para aktifis yang membela agama Allah dan yang mengangkat syiar-syiar Islam, maka kepada para panglima dan para umara kami katakan: Bertaqwalah kalian kepada Allah pada diri kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada jihad kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada umat kalian,
 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,”  (Ali Imran: 102-103)
Sesungguhnya kami demi Allah tidak mendapatkan bagi kalian udzur yang syar’iy di dalam sikap absen dari membela Daulah ini; maka ambillah sikap yang membuat Allah Tabaraka wa Ta’ala ridlo dengannya kepada kalian, karena sungguh tabir itu sudah tersingkap dan kebenaran itu telah nampak, dan sesungguhnya ia adalah benar-benar Daulah, ia benar-benar Daulah! Daulah kaum bagi kaum muslimin, bagi kaum mustadl’afin, untuk anak-anak yatim, para janda dan orang-orang miskin. Bila kalian membelanya, maka manfaatnya bagi kalian sendiri, dan sesungguhnya ia itu Khilafah, dan telah tiba saatnya bagi kalian untuk mengakhiri perpecahan, gontok-gontokan dan kecerai-beraian yang buruk ini, yang sama sekali bukan dari ajaran Allah sedikitpun. Dan bila kalian menelantarkannya dan memusuhinya, maka kalian tidak akan memadlaratkannya! Kalian tidak akan memadlaratkan kecuali pada diri kalian sendiri! Dan sesungguhnya ia itu Daulah! Daulah kaum muslimin, dan cukuplah bagi kalian apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhariy rahimahullah:
Dari Mu’awiyah radliyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
 “Sesungguhnya urusan ini ada pada Quraisy, tidak memusuhi mereka seorangpun kecuali Allah pasti membinasakannya, selagi mereka menegakkan dien ini.”
Dan adapun kalian wahai junud kelompok-kelompok dan tandhim-tandhim (organisasi-organisasi); maka ketahuilah bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah ini, maka gugurlah kesyar’iyyah (keabsahan) jama’ah-jama’ah dan tandhim-tandhim kalian, dan tidak halal bagi seorangpun di antara kalian yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja sedangkan dia tidak menganut loyalitas kepada khalifah. Dan bila umara kalian itu memberikan bisikan buruk kepada kalian bahwa ia itu bukan khilafah; maka memang mereka itu selama ini yang selalu membisiki kalian bahwa ia itu bukan Daulah, bahwa ia itu hanyalah wahmiyyah kartuniyyah (khayalan kartun) sampai datang kepada kalian beritanya yang meyakinkan, dan bahwa ia adalah Daulah, dan sungguh benar-benar akan datang kepada kalian kabarnya bahwa ia adalah khilafah dengan izin Allah walaupun setelah beberapa saat nanti. Dan ketahuilah bahwa yang paling memperlambat dan menangguhkan kemenangan itu adalah keberadaan tandhim-tandhim ini; dikarenakan ia adalah sebab perpecahan dan perselisihan yang melenyapkan kekuatan, sedangkan perpecahan itu sama sekali bukan termasuk ajaran Islam
( Teks lengkapnya bisa dilihat di antaranya di : http://syamina.org/syamina64-Tiga-Deklarasi-Negara-Satu-Pemerintahan.html )
Perhatikanlah dengan seksama kutipan teks deklarasi di atas, terutama yang saya cetak tebal. Deklarasi itu menjadi hujjah (argumen) terkuat para pengikut ISIS dan simpatisannya dalam menyikapi orang-orang di luar kelompok mereka, dan dalam merekrut simpatisan dan pengikut baru. Gaung dan dampak dari deklarasi itu terasa sampai di penjara-penjara di Indonesia.
Dalam teks deklarasi itu setidaknya ada beberapa poin penting yang di kemudian hari menjadi sumber kekacauan baru di dunia radikalisme.
Pertama : ISIS merasa telah memiliki semua elemen-elemen kekhilafahan yang mana kaum muslimin berdosa jika mereka tidak menegakkan khilafah itu, dan bahwa tidak ada penghalang atau udzur syar’iy pada ISIS  yang bisa menghindarkan dosa darinya di saat ia undur diri atau tidak menegakkan kekhilafahan itu. Ini berarti mereka mengklaim dengan mendeklarasikan khilafah itu mereka telah menunaikan kewajiban ( fardhu kifayah ) kaum muslimin untuk mengembalikan kekhilafahan di muka bumi.
Kedua : Mengklaim bahwa Al Baghdadi adalah imam dan khalifah bagi kaum muslimin di SETIAP TEMPAT.
Ketiga : Mewajibkan SELURUH kaum muslimin untuk membai’at dan membela Khalifah Abu Bakar Al Baghdadi, dan batallah seluruh imarah, jama’ah, wilayah dan organisasi yang berada di dalam wilayah kekuasaan ISIS dan bala tentaranya.
Keempat : Menyatakan bahwa bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah versi mereka itu, maka gugurlah kesyar’iyan (keabsahan) jama’ah-jama’ah dan tandhim-tandhim (organisasi) selain Daulah/ISIS, dan tidak halal bagi seorang pun yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja sedangkan dia tidak menganut loyalitas kepada khalifah. Dan menyatakan bahwa yang paling memperlambat dan menangguhkan kemenangan itu adalah keberadaan tandhim-tandhim (organisasi) itu, dikarenakan ia adalah sebab perpecahan dan perselisihan yang melenyapkan kekuatan, sedangkan perpecahan itu sama sekali bukan termasuk ajaran Islam.
Dari poin-poin itu bisa kita simpulkan betapa egoisnya mereka, betapa sombongnya mereka, sekaligus betapa bodohnya mereka. Dan celakanya, para pengikut dan simpatisannya mengkampanyekan hal ini secara masif dan dalam mengkampanyekan hal ini masih ditambahi bumbu-bumbu baru oleh para pengikutnya itu. Sehingga semakin jauhlah kesalahan mereka.

( Bersambung, In sya Allah )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar