Saya ingin
menyelingi serial “Pengalaman Bersama Jihadis” dengan kisah seputar fenomena
ISIS dan betapa dahsyat dampaknya pada kelompok radikal. Juga tentang bagaimana
kemunculan ISIS bisa merubah metode perekrutan menjadi lebih instan, dan lebih
masif. Karena fenomena ISIS sangat besar pengaruhnya terhadap kelompok radikal
yang sudah saya sebutkan sebelum ini, sehingga akan mempengaruhi jalannya
cerita “Pengalaman Bersama Jihadis” selanjutnya.
Fenomena
kemunculan Islamic State in Iraq and
Syiria ( ISIS ) atau selanjutnya berubah menjadi Islamic State ( IS ) sungguh menyita perhatian dunia. Hampir semua
pihak mengakui kehebatan propaganda mereka dan kecerdikan mereka memanfaatkan
internet dan media sosial dalam menyebarkan propaganda mereka. Sampai-sampai
beberapa negara harus mengintervensi penyedia layanan jejaring sosial agar mau
bekerjasama dalam membendung konten-konten berbau propaganda ISIS ( saya
gunakan kata “ISIS” saja karena lebih familiar).
Pertama-tama
saya akan mencoba mengurai dari sudut pandang dan pengalaman saya berinteraksi
dengan para pengikut ISIS, mengapa propaganda ISIS begitu ampuh menyihir jutaan
pengikutnya di seluruh dunia ? Dan bagaimana fenomena ISIS bisa menjadi modus
perekrutan yang sangat ampuh menjaring pengikut baru ?
Di kalangan
para aktivis pergerakan Islam dari semua kelompok pergerakan yang ada di bunia
ini, ada fenomena yang sama dan tidak dapat dipungkiri yaitu tentang adanya
sebagian dari aktivis mereka terutama anak-anak muda yang bosan atau jenuh dengan
kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi yang tidak ideal dengan
ideologi perjuangan yang konon semuanya adalah untuk menegakkan syariat Islam
di muka bumi. Tetapi kenyataannya malah banyak penyimpangan dan tak kunjung
terwujud. Anak-anak muda itu sangat rindu dengan contoh kongkrit
praktek-praktek ideal dari apa yang telah mereka pelajari dan mereka yakini.
Sebagaimana tabiat anak muda yang banyak tidak sabarnya, mulai timbul
pemberontakan dalam diri mereka untuk mencari suatu jalan perjuangan yang baru
yang revolusioner, yang dirasa lebih menjanjikan dalam mewujudkan apa yang
mereka cita-citakan.
Fakta
kerinduan ummat Islam pada praktek penerapan syariat Islam dan kembalinya
kejayaan Islam itu pasti kita akui kebenarannya. Tapi jalan untuk mewujudkannya
itu berbeda-beda antara satu kelompok dan kelompok lainnya. Nah, di antara para
aktivis dari masing-masing kelompok itu ada orang-orang yang tidak sabar dengan
proses yang sedang ditempuh kelompoknya, ada yang kecewa dengan apa yang
dilakukan kelompoknya, ada yang ingin mencari jalan perjuangan yang baru yang
lebih revolusioner, dsb. ISIS menyadari
akan potensi dari orang-orang seperti ini.
Mulailah
mereka (ISIS) merancang sebuah sistem perekrutan berbasis propaganda yang
provokatif. Mereka mulai menyusun narasi-narasi yang mengutip ayat Al Qur’an,
Hadits-hadits, perkataan ulama, merangkai beberapa kepingan fakta sejarah dan
kejadian-kejadian, dan segala hal yang mendukung akan hadirnya kelompok mereka
di tengah ummat Islam. Mereka juga belajar dari propaganda-propaganda kelompok
jihad sebelumnya seperti Al Qaidah dan Taliban.
Propaganda
mereka itu dibuat agar mudah diterima oleh orang-orang yang berpikiran sempit.
Bukan hanya mudah diterima oleh orang-orang berfaham radikal, tetapi juga oleh
orang-orang awam yang sangat merindukan sebuah potret kehidupan baru yang lebih
menjanjikan. Dan setelah ada yang terpengaruh oleh propaganda itu, mereka
menjaga agar para pengikut baru itu tetap berpikiran sempit. Persis seperti
yang dilakukan oleh para ustadz radikal yang pernah saya ceritakan sebelumnya.
Berdasarkan
pengamatan saya, propaganda yang pertama mereka publikasikan adalah tentang
kehebatan pasukan mereka dan kemenangan-kemenangan yang mereka raih. Termasuk
di dalamnya ada beberapa rilisan yang menunjukkan bahwa pasukan mereka berasal
dari berbagai penjuru dunia dan penjelasan alasan mereka datang ke Syiria yang disertai
kalimat-kalimat ajakan untuk bergabung dengan mereka.
Selanjutnya mereka mempublikasikan tentang
wilayah-wilayah yang mereka kuasai dan potret kehidupan warga di dalamnya
termasuk tempat-tempat berharga seperti hotel, rumah sakit, kantor
pemerintahan, dll. Dalam rilisan-rilisan tentang hal ini mereka selalu
menampilkan tentang bagaimana penduduk yang senang dengan keberadaan ISIS
karena ISIS menggratiskan biaya rumah sakit, memberi makanan gratis, merawat dan
memperbaiki fasilitas umum, dll. Tak lupa mereka juga mengajak agar segera
datang bergabung dengan mereka berdasarkan fakta dalam propaganda itu disertai
dengan mengutip ayat Al Qur’an atau hadits tentang keutamaan berhijrah.
Rilisan-rilisan
tentang kemenangan dan potret wilayah yang mereka kuasai ini mendominasi
rilisan-rilisan awal mereka, sehingga menjadikan banyak pemuda yang tergiur
untuk datang berbondong-bondong ke sana termasuk dari Indonesia. Di Indonesia propaganda
mereka itu disebarluaskan sedemikian rupa oleh para pendukungnya ditambah
dengan cerita yang beredar di media sosial dari orang-orang yang berhasil
bergabung dengan ISIS.
Cerita-cerita
dari orang yang sudah berada di sana itulah yang –menurut saya- paling
mempengaruhi keinginan para pendukung ISIS untuk segera bergabung ke sana.
Cerita dari orang Indonesia tentang potret kehidupan yang ideal, nyaman, dan
makmur di wilayah yang dikuasai ISIS dengan cepat menyebar. Termasuk cerita
tentang gaji tentara dan pegawai ISIS dan biaya hijrah yang diganti sepenuhnya
oleh ISIS ketika berhasil sampai di sana, membuat semakin banyak yang ingin
bergabung dengan ISIS.
Di Indonesia
pun booming pemberangkatan orang-orang ke Suriah ( Syiria) melalui berbagai
jalur yang dirintis dan disiapkan oleh orang Indonesia yang sudah ada di sana. Semakin
hari semakin banyak orang Indonesia yang berhasil sampai di Suriah. Dan cerita
tentang kehidupan yang ideal, suasana jihad yang menggelora, indahnya
persaudaraan seiman antar bangsa yang terjalin di sana, dll, semakin banyak dan
semakin gencar beredar di jejaring media sosial dan media online. ( Dan cerita-cerita indah pada masa ini kelak
akan terus mereka sebut-sebut untuk merekrut orang yang akan berangkat ke
Suriah, untuk mendapatkan dana bagi keperluan para napiter pro ISIS, bahkan
ketika ISIS telah nyaris tumbang di Iraq dan Suriah pun para pengikut mereka di
Indonesia masih menyebarkan berita-berita era keemasan mereka ini untuk
mengelabui para simpatisan mereka )
Sampai
akhirnya terbitlah sebuah rilisan yang mengubah dengan drastis pola radikalisme
di seluruh dunia. Sebuah rilisan yang membuat masalah radikalisme yang sedang
dihadapi dunia menjadi semakin runyam. Rilisan itu adalah “Deklarasi
Kekhilafahan Islam” pada Ramadhan 1435 H yang menempatkan Abu Bakar Al Baghdadi
sebagai apa yang mereka sebut sebagai Amirul Mukminin.
Saya kutipkan
penggalan terpenting dari teks deklarasi tersebut :
“...DAN
ATAS dasar ini; maka Majlis Syura Ad Daulah Al Islamiyah telah berkumpul dan
mengkaji masalah ini, setelah Daulah Islamiyah itu dengan karunia Allah memiliki semua elemen-elemen kekhilafahan
yang mana kaum muslimin berdosa dengan tidak menegakkan khilafah itu, dan bahwa
tidak ada penghalang atau udzur syar’iy pada Daulah Islamiyah yang bisa
menghindarkan dosa darinya di saat ia undur diri atau tidak menegakkan
kekhilafahan ini, MAKA Daulah Islamiyah memutuskan melalui Ahlul Halli wal
‘Aqdi yang ada di dalamnya yang terdiri dari para tokoh, para panglima, para
umara dan Majlis Syura:
“PENDEKLARASIAN TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYAH”
Dan
pengangkatan Khalifah bagi kaum muslimin serta pembai’atan Asy Syaikh Al
Mujahid Al ‘Alim Al ‘Amil Al ‘Abid Al Imam Al Humam Al Mujaddid, keturunan
keluarga kenabian, Hamba Allah: Ibrahim Ibnu ‘Awwad Ibnu Ibrahim Ibnu ‘Ali Ibnu
Muhammad Al Badriy Al Qurasyiy Al Hasyimiy Al Husainiy secara nasab, As
Samira-iy secara tempat lahir dan tumbuh dewasa, Al Baghdadiy dalam hal
pencarian ilmu dan tempat tinggal, dan beliau telah menerima pembai’atan ini; sehingga beliau dengan itu telah menjadi
imam dan khalifah bagi kaum muslimin di SETIAP TEMPAT. Dan atas dasar ini,
maka nama Iraq dan Syam dihilangkan dari nama Daulah di dalam segala aktifitas
dan interaksi resmi, dan cukup dengan nama “Ad Daulah Al Islamiyah” sejak
munculnya statement ini.
Dan kami ingatkan kepada kaum
muslimin: bahwa dengan pendeklarasian khilafah ini, maka telah wajib atas
SELURUH kaum muslimin untuk membai’at dan membela Khalifah Ibrahim
hafidhahullah, dan batallah seluruh imarah, jama’ah, wilayah dan organisasi
yang berada di dalam wilayah kekuasaan Daulah dan bala tentaranya.
Al
Imam Ahmad rahimahullah berkata di dalam riwayat Abdus ibnu Malik al ‘Aththar:
“Dan siapa saja yang telah menguasai mereka dengan pedang sehingga ia menjadi
khalifah dan dinamakan Amirul Mu’minin; maka tidak halal bagi siapapun yang
beriman kepada Allah, dia bermalam satu malampun sedang dia tidak memandangnya
sebagai imam, baik imam itu adil maupun jahat.
Dan
sesungguhnya Khalifah Ibrahim hafidhahullah; telah terpenuhi pada dirinya
seluruh syarat-syarat khilafah yang telah disebutkan oleh para ulama, dan
beliau telah dibai’at di Iraq oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Daulah Islamiyah
sebagai pengganti bagi Abu Umar Al Baghdadiy rahimahullah, dan kekuasaannya
telah meluas ke wilayah-wilayah yang luas di Iraq dan Syam, dan sesungguhnya
negeri itu hari ini tunduk kepada perintah dan kekuasaannya dari Halb sampai
Diyala, maka takutlah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, dengarkanlah
dan taatilah khalifah kalian dan belalah Daulah-nya yang hari demi hari dengan
karunia Allah semakin kuat dan jaya, dan musuh-musuhnya hari demi hari semakin
tersingkir dan hancur.
Maka
marilah wahai kaum muslimin! Berkumpullah di sekitar khalifah kalian, supaya
kalian kembali sebagai mana dahulu menjadi raja-raja bumi, pendekar-pendekar
peperangan, marilah (merapat) untuk supaya kalian hidup jaya lagi mulia,
sebagai para pemimpin yang agung. Dan ketahuilah bahwa kita ini berperang demi
membela agama Allah dan Allah telah menjanjikan pertolongan, dan (kita) adalah
umat yang telah jadikan baginya kejayaan, keunggulan dan keberkuasaan, serta
Dia menjanjikan pemberian kekuasaan dan tamkin di muka bumi baginya, maka
marilah wahai kaum muslimin menuju kejayaan kalian dan kemenangan kalian. Demi
Allah seandainya kalian benar-benar kufur terhadap demokrasi, sekulerisme,
nasionalisme dan isme-isme lainnya yang merupakan kotoran dan sampah pikiran
orang-orang Barat, dan kalian kembali kepada dien dan aqidah kalian, maka demi
Allah dan demi Allah sungguh kalian akan menguasai bumi dan pasti orang-orang
barat dan orang-orang timur tunduk kepada kalian, ini adalah janji Allah untuk
kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian.
”Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.” (Ali Imran: 139)
Ini
adalah janji Allah untuk kalian
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah
orang yang dapat mengalahkan kamu;” (Ali Imran: 160)
Ini
adalah janji Allah untuk kalian
“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal
kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi
pahala amal-amalmu.” (Muhammad: 35)
Ini
adalah janji Allah untuk kalian
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,” (An Nur: 55)
Maka
mari kalian sambut janji Rabb kalian ini,
“Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”
(Ali Imran: 9)
Dan
pesan kepada seluruh kelompok-kelompok dan jama’ah-jama’ah di muka bumi ini
seluruhnya, para mujahidin, para aktifis yang membela agama Allah dan yang
mengangkat syiar-syiar Islam, maka kepada para panglima dan para umara kami
katakan: Bertaqwalah kalian kepada Allah pada diri kalian, bertaqwalah kalian
kepada Allah pada jihad kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada umat
kalian,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,” (Ali Imran: 102-103)
Sesungguhnya kami demi Allah tidak
mendapatkan bagi kalian udzur yang syar’iy di dalam sikap absen dari membela
Daulah ini; maka ambillah sikap yang membuat Allah Tabaraka wa Ta’ala ridlo
dengannya kepada kalian, karena sungguh tabir itu sudah tersingkap dan
kebenaran itu telah nampak, dan sesungguhnya ia adalah benar-benar Daulah, ia
benar-benar Daulah! Daulah kaum bagi kaum muslimin, bagi kaum mustadl’afin,
untuk anak-anak yatim, para janda dan orang-orang miskin. Bila kalian
membelanya, maka manfaatnya bagi kalian sendiri, dan sesungguhnya ia itu
Khilafah, dan telah tiba saatnya bagi kalian untuk mengakhiri perpecahan,
gontok-gontokan dan kecerai-beraian yang buruk ini, yang sama sekali bukan dari
ajaran Allah sedikitpun. Dan bila kalian menelantarkannya dan memusuhinya, maka
kalian tidak akan memadlaratkannya! Kalian tidak akan memadlaratkan kecuali
pada diri kalian sendiri! Dan sesungguhnya ia itu Daulah! Daulah kaum muslimin,
dan cukuplah bagi kalian apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhariy rahimahullah:
Dari Mu’awiyah radliyallahu ‘anhu
berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Sesungguhnya urusan ini ada pada Quraisy, tidak
memusuhi mereka seorangpun kecuali Allah pasti membinasakannya, selagi mereka
menegakkan dien ini.”
Dan adapun kalian wahai junud
kelompok-kelompok dan tandhim-tandhim (organisasi-organisasi); maka ketahuilah
bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah ini, maka gugurlah kesyar’iyyah
(keabsahan) jama’ah-jama’ah dan tandhim-tandhim kalian, dan tidak halal bagi
seorangpun di antara kalian yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja
sedangkan dia tidak menganut loyalitas kepada khalifah. Dan bila umara kalian
itu memberikan bisikan buruk kepada kalian bahwa ia itu bukan khilafah; maka
memang mereka itu selama ini yang selalu membisiki kalian bahwa ia itu bukan
Daulah, bahwa ia itu hanyalah wahmiyyah kartuniyyah (khayalan kartun) sampai
datang kepada kalian beritanya yang meyakinkan, dan bahwa ia adalah Daulah, dan
sungguh benar-benar akan datang kepada kalian kabarnya bahwa ia adalah khilafah
dengan izin Allah walaupun setelah beberapa saat nanti. Dan ketahuilah bahwa
yang paling memperlambat dan menangguhkan kemenangan itu adalah keberadaan
tandhim-tandhim ini; dikarenakan ia adalah sebab perpecahan dan perselisihan
yang melenyapkan kekuatan, sedangkan perpecahan itu sama sekali bukan termasuk
ajaran Islam
( Teks lengkapnya bisa dilihat di antaranya di : http://syamina.org/syamina64-Tiga-Deklarasi-Negara-Satu-Pemerintahan.html
)
Perhatikanlah
dengan seksama kutipan teks deklarasi di atas, terutama yang saya cetak tebal.
Deklarasi itu menjadi hujjah
(argumen) terkuat para pengikut ISIS dan simpatisannya dalam menyikapi
orang-orang di luar kelompok mereka, dan dalam merekrut simpatisan dan pengikut
baru. Gaung dan dampak dari deklarasi itu terasa sampai di penjara-penjara di
Indonesia.
Dalam teks
deklarasi itu setidaknya ada beberapa poin penting yang di kemudian hari
menjadi sumber kekacauan baru di dunia radikalisme.
Pertama :
ISIS merasa telah memiliki semua elemen-elemen kekhilafahan yang mana kaum muslimin
berdosa jika mereka tidak menegakkan khilafah itu, dan bahwa tidak ada
penghalang atau udzur syar’iy pada ISIS yang bisa menghindarkan dosa darinya di saat
ia undur diri atau tidak menegakkan kekhilafahan itu. Ini berarti mereka
mengklaim dengan mendeklarasikan khilafah itu mereka telah menunaikan kewajiban
( fardhu kifayah ) kaum muslimin
untuk mengembalikan kekhilafahan di muka bumi.
Kedua :
Mengklaim bahwa Al Baghdadi adalah imam dan khalifah bagi kaum muslimin di
SETIAP TEMPAT.
Ketiga :
Mewajibkan SELURUH kaum muslimin untuk membai’at dan membela Khalifah Abu Bakar
Al Baghdadi, dan batallah seluruh imarah, jama’ah, wilayah dan organisasi yang
berada di dalam wilayah kekuasaan ISIS dan bala tentaranya.
Keempat : Menyatakan
bahwa bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah versi mereka itu, maka
gugurlah kesyar’iyan (keabsahan) jama’ah-jama’ah dan tandhim-tandhim
(organisasi) selain Daulah/ISIS, dan tidak halal bagi seorang pun yang beriman
kepada Allah dia bermalam semalam saja sedangkan dia tidak menganut loyalitas
kepada khalifah. Dan menyatakan bahwa yang paling memperlambat dan menangguhkan
kemenangan itu adalah keberadaan tandhim-tandhim (organisasi) itu, dikarenakan
ia adalah sebab perpecahan dan perselisihan yang melenyapkan kekuatan,
sedangkan perpecahan itu sama sekali bukan termasuk ajaran Islam.
Dari
poin-poin itu bisa kita simpulkan betapa egoisnya mereka, betapa sombongnya
mereka, sekaligus betapa bodohnya mereka. Dan celakanya, para pengikut dan
simpatisannya mengkampanyekan hal ini secara masif dan dalam mengkampanyekan
hal ini masih ditambahi bumbu-bumbu baru oleh para pengikutnya itu. Sehingga
semakin jauhlah kesalahan mereka.
( Bersambung, In sya Allah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar